Peninggalan Kerajaan Kalingga

5/5 - (1 vote)

Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalinga merupakan salah satu kerajaan tradisional penganut agama Hindu Budha dan tumbuh di pesisir utara Jawa Tengah pada umur 16-17 tahun. Bahasa yang berkomunikasi dengan masyarakat adalah bahasa Melayu kuno dan bahasa Sansekerta.

 

Peninggalan-Kerajaan-Kalingga

Berikut Ini Telah Kami Kumpulkan Yang Bersumber Dari Laman https://memphisthemusical.com/ Yang Akhirnya Saya Tuliskan Disini.

 

Inilah sebabnya mengapa orang-orang yang hidup sebagian besar beragama Buddha dan Hindu, dan ada sebagian lainnya yang mempercayai kepercayaan nenek moyang. Kerajaan Kalingga berkembang pesat di bawah kepemimpinan seorang ratu bernama Maharani Shima. Ratu Shima dilambangkan sebagai seorang pemimpin yang sangat tegas dan taat pada peraturan negara.

Sejarah Kerajaan Kalingga

Tidak banyak catatan sejarah Kerajaan Kalingga. Sejarah kerajaan diketahui dari catatan sejarah berupa manuskrip, prasasti, cerita rakyat lokal dan kronik sejarah Cina. Ratu Shima adalah ratu yang menjalankan Kerajaan Kalingga. Sebuah catatan dari Tiongkok menyebutkan bahwa rakyat Kalingga diperintah oleh Ratu Shima dari tahun 674 hingga 732 M.

Ratu Shima dikenal sangat adil dan bijaksana. Di bawah kepemimpinannya, negara Kerajaan Kalingga sangat damai dan aman. Hukum dipatuhi tanpa memandang kelas. Salah satu hukumnya adalah memotong tangan seseorang yang terbukti mencuri. Masyarakat Kerajaan Kalingga dikenal sangat pandai membuat bunga kelapa dan brendi. Barang utama Kerajaan Kalingga adalah gading gajah, cula badak, kulit penyu, perak dan emas.

Silsilah Kerajaan Kalingga

Ratu Shima sangat erat hubungannya dengan Kerajaan Galuh. Putri Permaisuri Shima, Parwati, menikah dengan Mandiminyak, putra mahkota Kerajaan Galuh. Mandiminyak akhirnya naik tahta sebagai raja kedua kerajaan Galuh. Sedangkan Ratu Shima memiliki seorang cucu bernama Sanaha. Sanaha kemudian menikah dengan Bratasena yang merupakan raja ketiga kerajaan Galuh.

Bratasena dan Sanaha memiliki seorang anak bernama Sanjaya. Sanjaya kemudian menjadi raja Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda yang memerintah dari tahun 723 hingga 732 M. Ketika Ratu Shima wafat pada tahun 732 M, Sanjaya diangkat sebagai penggantinya. Hingga Sanjaya memerintah Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian dikenal dengan Bumi Mataram. Selanjutnya, dibentuklah Dinasti atau Dinasti Sanjaya di wilayah kerajaan Mataram Kuno.

Kerajaan Holing berhasil ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya pada tahun 752 M. Karenanya, Kalingga dianggap sebagai salah satu bagian dari jaringan perdagangan Hindu. Sama seperti dengan perusahaan dan Melayu pertama yang didominasi oleh China. Ketiga pemerintah tersebut justru dianggap pesaing dalam bisnis Sriwijaya.

Masa sukses pemerintahan Kalingga

Periode kesuksesan Kerajaan Kalingga adalah pada masa pemerintahan Ratu Shima dari 674 hingga 732 M. Ratu menganut kejujuran dan keadilan. Lain halnya dengan penerapan hukum yang tegas untuk memotong tangan siapa saja yang dapat terbukti mencuri.

Ibukota Kerajaan Kalingga adalah Kaling di Jepara. Daerah tersebut dikenal sangat subur sehingga masyarakat sangat bergantung pada pertanian untuk mata pencahariannya. Tidak hanya itu, perdagangan produknya juga sampai ke China.

Jatuhnya Kerajaan Kalingga

Masa sukses Kerajaan Kalingga tidak berlangsung lama karena wafatnya Ratu Shima dan digantikan oleh keturunannya. Sejak saat itu ada tanda-tanda kehancuran. Puncaknya pada saat penyerangan dari Kerajaan Sriwijaya. Area bisnis disita dan masyarakat Kalingga harus mengungsi ke pedalaman Pulau Jawa.

Warisan Kerajaan Kalingga

Catatan sejarah Kerajaan Kalingga sangat terbatas, sehingga catatan sejarah para pelancong dari dinasti Tang dan I-tsing menjadi rujukan utama mereka. Selain itu, para ahli mengungkap jejak-jejak peninggalan Kerajaan Kalingga seperti prasasti, arca dan candi. Jejak kaki berikut dapat dilihat:

1. Prasasti Tukma

Prasasti Tukmas terletak di Kecamatan Grabak, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Ada huruf Pallava dalam bahasa Sansekerta pada prasasti tersebut, ada juga ukiran yang terlihat gambarnya. Peninggalan tersebut menunjukkan keberadaan sungai dengan air jernih di lereng Merapi. Ada sejumlah gambar pada prasasti tersebut, antara lain bunga teratai, classangka, cakra, kaca mata, kapak dan trisula.

Dari prasasti tersebut dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Kalingga ada kaitannya dengan budaya agama Hindu yang berasal dari India. Meskipun penemuan prasasti ini cukup jauh dari ibu kota Kalingga di Jepara, namun dianggap sebagai wilayah kekuasaan Kalingga yang sangat luas.

2. Prasasti Soyomerto

Prasasti Soyomerto ditemukan di Kabupaten Batang. Soyomerto sendiri merupakan nama dusun tempat ditemukannya prasasti tersebut. Huruf Kawi digunakan pada prasasti Soyomerto tetapi menggunakan bahasa Melayu Kuno. Para ahli memperkirakan bahwa prasasti itu dibuat pada abad ketujuh Masehi.

Prasasti Soyomerto menunjukkan keadaan keluarga Kerajaan Kalingga. Nama Dapunta Sailendra ditulis sebagai pendiri Kerajaan Kalingga. Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendiri Kerajaan Kalingga merupakan keturunan dari Dinasti Syailendra yang merupakan penguasa kerajaan Mataram Kuno.

3. Prasasti Upit

Prasasti ini pertama kali ditemukan di kawasan Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan Desa Upit yang dibebaskan dari pajak atau kawasan Perdikan. Kebijakan ini diberikan oleh Ratu Shima, penguasa Kalingga.

4. Kuil Angin

Selain prasasti, Kerajaan Kalingga juga meninggalkan sejumlah bangunan berupa candi, salah satunya Candi Angin. Bangunan tua itu berada di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.
Beberapa ahli mengatakan Candi Angin kemungkinan besar dibangun lebih awal dari Candi Borobudur. Ini disimpulkan dari analisis karbon.

5. Kuil Bubrah

Candi Bubrah tidak jauh dari Candi Angin. Nama Candi Bubrah diambil karena kondisi bangunannya saat ditemukan sudah hancur total. Bubrah adalah bahasa Jawa yang artinya hancur. Dilihat dari gaya arsitektur dan arsitekturnya, Candi Bubrah diperkirakan dibangun pada abad ke-9 M karena ciri budaya Budha nya.

Lihat Juga: Alight Motion Pro