Indonesia diharapkan menjadi pemain eWallet dan Paylater terbesar di Asia Tenggara

Rate this post

Adopsi pembayaran digital berkembang pesat di Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia. Menurut IDC, Indonesia diproyeksikan menjadi pemain terbesar di industri eWallet dan Paylater di kawasan pada tahun 2025.

Pertumbuhan pembayaran digital seperti eWallet dan paylater diyakini berkontribusi pada meningkatnya popularitas e-commerce.

Indonesia diharapkan menjadi pemain eWallet dan Paylater terbesar di Asia Tenggara

Indonesia-diharapkan-menjadi-pemain-eWallet-dan-Paylater-terbesar-di-Asia-Tenggara

Baca juga:
– Popularitas Paylater meningkat dengan diperkenalkannya pembayaran digital di Indonesia
– Perluasan Sektor Ritel, Kredivo Hadirkan Paylater di Ruparupa.com
– Era belanja online, Kredivo memprediksi Paylater akan naik pada 2021
– Kolaborasi dengan Indodana, Blibli Hadirkan Fitur Blibli PayLater

Menurut IDC InfoBrief, didukung oleh 2C2P, diproyeksikan akan ada seperempat miliar lagi

pengguna eWallet baru di Asia Tenggara pada tahun 2025, dengan Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan terbesar 130 juta pengguna baru.

Dari sisi pertumbuhan, Buy Now Pay Later (BNPL) tak kalah populer. Indonesia diproyeksikan menjadi pasar terbesar BNPL di Asia Tenggara pada tahun 2025, dengan total belanja publik untuk penggunaan BNPL di e-commerce akan meningkat 8,7x dibandingkan tahun 2020.

2C2P, pemain payment gateway yang fokus pada penyediaan solusi pembayaran enterprise, menyatakan bahwa perkembangan metode pembayaran digital perlu diakselerasi dengan cepat oleh para pelaku ritel untuk mempercepat jangkauan bisnisnya.

Adi Nugroho, Country Head 2C2P di Indonesia, mengatakan: “Kehadiran opsi baru seperti e-wallet dan BNPL menawarkan akses kepada masyarakat yang sebelumnya tidak tersentuh oleh layanan keuangan tradisional. Jutaan pengguna baru ini adalah segmen baru yang perlu diambil alih oleh bisnis lokal.”
Adi Nugroho, Country Head 2C2P di Indonesia. (2C2P)
Adi Nugroho, Country Head 2C2P di Indonesia. (2C2P)

Sebuah survei yang dilakukan oleh International Data Corporation (IDC)

pada tahun 2021 menemukan bahwa mengadopsi pembayaran digital terbaru dapat meningkatkan penjualan pedagang rata-rata 10%.
Didukung oleh GliaStudio

Adi menjelaskan, saat ini para pemain besar di negara-negara Asia Tenggara sudah mulai beradaptasi dengan cepat dan mendorong berkembangnya metode pembayaran alternatif.

Di Malaysia, transformasi pelanggan 2C2P di industri penerbangan adalah contoh yang menarik.

Memiliki gateway pembayaran yang aman dan terhubung sepenuhnya dapat memperluas jangkauan perusahaan kepada pengguna metode pembayaran alternatif.

Jumlah pelanggan yang menggunakan pembayaran digital alternatif meningkat dari 10% menjadi hampir 30% dari total penjualan di tahun 2019.

Di negara lain seperti Thailand juga, munculnya berbagai metode pembayaran digital baru telah diikuti oleh para pelaku industri besar.

Salah satunya adalah pelaku industri pos Thailand Post, yang pada tahun 2018 berhasil meningkatkan daya saing dan meningkatkan pangsa pasarnya dengan mengintegrasikan e-wallet dan layanan pembayaran digital lainnya ke dalam layanan tersebut.

Belajar dari pengalaman mitra 2C2P di berbagai negara, Adi merekomendasikan beberapa langkah bagi perusahaan ritel ketika memutuskan untuk mengadopsi pembayaran digital seperti e-wallet dan BNPL:

Memperkenalkan sistem yang mendukung berbagai metode pembayaran dan dapat disesuaikan, mendukung pembayaran domestik dan internasional di berbagai negara
Konsolidasi pembayaran offline dan online (omnichannel) pada satu platform untuk merampingkan operasi bisnis
Memastikan skalabilitas sistem pembayaran yang digunakan sehingga dapat dengan mudah disesuaikan dengan perubahan di sisi operasional
Memilih mitra penyedia sistem pembayaran dengan rekam jejak keamanan data yang kuat

“Munculnya pembayaran digital menawarkan potensi besar bagi bisnis dalam hal memperkuat hubungan pelanggan, memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik, dan mendorong penskalaan bisnis dan perluasan pasar. Namun, pemain ritel juga harus mempertimbangkan lanskap pembayaran yang heterogen di Asia Tenggara. Setiap negara memiliki keunikannya masing-masing, dengan tingkat penetrasi internet, tingkat akses finansial, regulasi, dan preferensi pengguna yang berbeda-beda. Jika disikapi dengan baik, adopsi pembayaran digital akan berdampak signifikan terhadap kinerja perusahaan,” pungkasnya.

Baca Juga :

https://indonesiamembangun.id
https://daftarkampunginggris.id
https://iainmataram.ac.id
https://festivallembahbaliem.id
https://p4s-pertanian.id